WISATA SEJARAH SUMANIAK - SITUS CAGAR BUDAYA MAKAM MAKHUDUM SYAH -->

Advertisement

WISATA SEJARAH SUMANIAK - SITUS CAGAR BUDAYA MAKAM MAKHUDUM SYAH

Barito Nagari
Selasa, 08 Desember 2015

Selasa, 27 Safar 1437 H / 8 Desember 2015 M
Dilaporkan oleh: Fitra Yadi

Salah satu objek wisata sejarah di Sumaniak adalah komplek situs cagar budaya Makam Makhudum Syah yang terletak di Gobah, jorong Koto Piliang. Ketika ditelusuri media ini pada Ahad (5/12) didapat informasi bahwa ini adalah komplek pemakaman keluarga Makhudum Syah salah seorang pembesar Kerajaan Pagaruyung yang diutus untuk membina nagari Sumaniak pada zaman dahulu kala.

Dikutip dari Databudaya.net dikatakan bahwa di komplek pandam pekuburan ini terdapat 24 makam, berupa susunan batu andesit yang direkatkan dengan semen. Orientasi makam mengarah utara-selatan yang merupakan ciri khas makam Islam. Ukuran makam (jirat) bervariasi, panjangnya antara 140-343 cm, lebar antara 65-210 cm, dan tinggi antara 20-55 cm. Makam Makhudum Sumanik merupakan makam dengan jirat yang paling panjang dengan ukuran panjang 343 cm, lebar 150 cm dan tinggi 55 cm. Nisannya berupa nisan "menhir" batu kali tanpa pengerjaan.

Kompleks makam ini merupakan makam Makhudum dan keluarganya, yaitu salah satu anggota dari Basa Empat Balai. Kompleks makam ini sudah pernah dipugar oleh Bidang Muskala Kanwil Depdikbud Sumatera Barat pada tahun 1985 yang terletak pada lahan seluas 231 M2.

Makhudum Syah diutus ke Sumaniak oleh Sultan Bakilap Alam untuk membina nagari Sumaniak.  Konon yang menjadi Makhudum pertama di situ adalah, putera dari Sultan Bakilap Alam sendiri. Selain itu, yang pernah menjabat sebagai Makhudum adalah Sultan Abdul Hadis, anak Muningsyah III, yang merupakan cucu dari Bakilap Alam.
Sebelum Makhudum ditugaskan di Sumanik, nagari ini tentu saja ikut memainkan perannya dalam adat Minangkabau yan merupakan Langgam nan Tujuh, Aluang Bunian Koto Piliang, yang berarti orang mengatur keuangan di Koto Piliang, semacam Bendahara. Jabatan tersebut oleh Sultan Bakilap Alam dibuat karena dinilai dapat membantu keuangan kerajaan.
Sehubungan dengan banyak sumber-sumber bacaan yang menguraikan tentang adanya Dinasti Makhudum Sumanik, maka dapat diambilkan kepastian dan kesimpulan bahwa awal dari Dinasti Makhudum Sumanik itu bermula pada abad ke 15 masehi, yaitu pada masa pemerintahan Sultan Bakilap Alam sebagai raja kerajaan Pagarruyung, yaitu kerajaan penerus dari kerajaan Melayupura yang juga berpusat di Suruaso. Banyak tulisan Incong Kerinci yang menguraikan keberadaan Dinasti Makhudum ini dalam tambo adat mereka namun tidak satupun yang mencantumkan tahun kejadiannya, maka sesuai dengan kesesuaian tahun dan masa berdirinya, maka seluruh keturunan dari Dinasti Makhudum itu berasal dari keturunan ini dan masanya pasti sesudah generasi awal yang lahir pada abad ke 15 masehi.